Skip to main content

Tentangmu yang selalu manis

Adik, apa kabarmu disana? Baik-baik? Aku disini baik-baik, terkadang ingat kamu. Ingat kamu yang bawel, kamu yang cerewet, ingat suaramu yang cempreng. Oke, mungkin aku sedikit berbohong kalau kubilang aku ingat suaramu. Aku sudah lupa, Dik, tapi aku ingat suaramu itu ganggu banget saking cemprengnya. Tapi, seganggu apapun suaramu, aku tetap kangen, Dik. Kangen sekali. Sampai-sampai aku rela deh kamu cereweti, seharian pun ga papa.

Adik, kamu masih tetap centil kan? Aku ingat, tiap lihat kamera kamu langsung bergaya centil dengan menaruh satu tangan di pinggang, satu tangan lagi di pipi. Lalu kamu angkat sebelah kakimu dan tersenyum manis menatap kamera. Ah, kamu sepertinya punya bakat untuk jadi model, Dik. Apalagi dengan badanmu yang langsing dan senyummu yang berlesung pipit itu. Belum lagi matamu yang bulat mempesona dan berbinar-binar, seakan kamu manusia paling bebas masalah di dunia ini. Aku kangen difoto denganmu, Dik. Karena seheboh apapun gayaku, tetap saja gayamu pasti lebih menarik.

Dik, aku menemukan foto ini kemarin, tiba-tiba saja. Jadi makin kangen kamu. Sudah lama ya kita tidak bertemu? Sejak tahun 1997. Lihat, kamu masih kecil di foto ini. Tapi dari kecil pun kamu sudah manis. Sangat cantik. Aku tak bisa membayangkan kalau kamu ada disini, pasti pacarmu banyak ya, Dik? Dan kakakmu bisa-bisa panik setengah mati karena kamu duluan dilamar. Padahal beda umur kalian enam tahun. Aku ingat, kamu sering sekali melawan kakakmu. Memang kamu orangnya keras kepala dan cerewetnya ga ketulungan. Coba hitung, berapa kali kamu bikin kakakmu nangis kalo kalian lagi adu mulut? Sering kan? Hehehe...

Dik, kamu senang disana? Kepalamu tidak sakit lagi kan? Tunggu aku ya. Kalau waktuku sudah tiba, aku akan menyusulmu kesana. Pasti. Kamu tidak kesepian kan? Disana kan ada Kakek Nenek. Tolong titip doa untuk Tuhan, aku mohon Ia jaga dan lindungi kedua orang tua kita ya Dik. Tuhan pasti mau mendengarkanmu, soalnya kamu kan anak baik. Aku juga berdoa kok untuk mereka, dan juga untukmu dan Kakek Nenek, dari sini.

Dik, kakakmu ini sayang sekali sama kamu. Semoga, meskipun kita sering berantem, kamu tahu itu. Dik, kakak kangen. Tapi kakak tahu kita pasti ketemu lagi. Baik-baik disana, ya. Jangan bawel-bawel. Kiss kiss dari rumah kita. Muaahh!

[ki-ka: Annissa, Aku, Ibu, Bapak, Rimba]

Teruntuk adikku tercinta, Putri Annissa Dinanti, adik termanis dan teriseng yang kupunya. 8 tahun bersamamu, selalu memberi warna dalam hidupku. :)

Comments

  1. Putri..aku baru tau.. (T_T)

    ReplyDelete
  2. Baru tau? Aku belom pernah cerita ya, Fir? Ga papa kok. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......

Buang sampah

from pexels.com Selalu miris kalo liat ada yang buang sampah sembarangan. Baik itu dari mobil dilempar ke luar, buang sampah di dalam angkot, atau sambil jalan kaki dilempar aja sampahnya dengan cuek. Tapi paling miris kalo liat ada anak kecil yang ngasihin sampahnya ke ibunya, lalu ibunya dengan enteng ngebuang sampahnya gitu aja ke selokan atau jalan.  Is it so hard to keep your trash with you until you find a trash can?? Apa susahnya ngantongin bungkus permen sampe nemu tempat sampah? Atau masukin bungkus makanan ringan ke tas sampe nyampe rumah dan lalu dibuang di tempat sampah? Dari kecil, gw selalu diajarin Ibu untuk ngantongin atau megang sampah (bungkus permen, botol minum kemasan, bungkus makanan ringan) sampe nemu tempat sampah atau sampe pulang ke rumah. Tapi kenapa orang tua jaman sekarang kebanyakan ga seperti itu? Padahal mereka yang paling kenceng protes kalo rumahnya kebanjiran karena selokannya penuh sampah. Mereka juga yang suk...