Skip to main content

Merindukanmu itu seru!

"Maaf ya, aku membuatmu menunggu.", kataku penuh sesal.

"Tidak apa-apa.", jawabmu ringan. Kamu tersenyum manis menatapku, membuatku heran. Orang lain pasti akan ngambek kalau disuruh menunggu seperti kamu menunggu aku.

"Benar tidak apa-apa? Memangnya kamu tidak rindu?", tanyaku penasaran. 

"Tentu saja rindu! Rindu sekali. Tapi betul kok, tidak apa-apa.", jawabmu, mencoba meyakinkanku. Kutatap matamu, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya kau rasakan. Tapi kulihat jujur disana. Aku jadi makin heran.

"Lalu?", aku makin penasaran. Baru sekarang kutemukan orang seperti kamu. 

"Merindukanmu itu seru!", katamu sambil tersenyum sedemikian lebar. Seakan kau sedang menghadapi sesuatu yang sangat menyenangkan. Keningku berkerut, mencoba memahamimu, menunggumu menjelaskan.

"Iya, merindukanmu itu seru. Harus berakting seperti orang waras ketika isi kepalaku semuanya kamu. Sembunyi-sembunyi mengintip HP sambil berharap ada sms darimu. Berpura-pura mendengarkan perkataan orang lain saat otakku memikirkan apa kabarmu. Menahan diri untuk tidak senyum-senyum sendiri ketika setiap hal mengingatkanku tentangmu. Ah, pokoknya seru!"

"Tapi, merindukanmu cukup Senin sampai Sabtu. Lebih dari itu, sudah tidak seru.. Karena otakku pasti sudah memikirkan yang aneh-aneh tentangmu. Jadi, kuminta, sisihkan waktumu sedikit saja untukku. Memang merindukanmu itu seru, tapi bertemu denganmu jauh lebih seru.", lanjutmu. 

"Sudah cukup kamu menungguku. Bersamaku selalu, mau?", tanyaku.

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......