Skip to main content

Senyum untukmu yang lucu

Masih ingat kan sama hari Sabtu itu? Waktu itu pertama kali aku melihatmu. Kamu diam di pojok situ, dengan mata berbinar lucu. Aku terpesona seketika itu. Kamu tahu? Seharian itu aku tak sanggup berhenti memikirkanmu. Senyum-senyum sendiri mengingat kelucuanmu. Sampai aku dianggap "kumat" oleh teman-temanku. Hahahaha, tidak masalah buatku. Mereka kan tidak tahu betapa lucunya kamu.
 
Tiap hari di waktu yang sama kamu ada disitu. Aku juga jadi sering lewat situ. Menunggu saat yang tepat untuk berkenalan denganmu. Akhirnya aku tegur dirimu di hari Rabu. Aku tak membuang waktu, kuminta semua nomor kontakmu. Dari mulai nomor hape sampai pin BBmu. Semakin kenal kamu, aku semakin suka padamu.

Hai kamu... Iya, kamu. Ga usah tengak-tengok celingak-celinguk begitu. Kamu kok yang aku maksud. Senyum dong untukku. :) Karena senyumku hari ini, sebagian besar karena ingat kamu.

Hai kamu yang lucu, kamu mau kan jadi pacarku? Supaya aku tersenyum setiap hari karena tahu kamu denganku.

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......