Aku bisa merasakannya, sayang. Kamu berubah. Kamu terlalu baik padaku, seperti hendak menebus dosa.
Aku bisa merasakannya, sayang. Walau ragamu ada disini, di hadapanku, namun kamu terasa jauh.
Kamu tiba-tiba menghilang, sayang. Tiada kabar, tanpa pesan. Kau biarkan aku disini, menantimu, mencari kabarmu hingga ke teman dan keluargamu. Teganya kamu.
Aku tahu, sayang. Aku tahu tentang dia. Aku sudah bicara dengannya. Tentangmu, tentang kita, tentang kalian. Kutemui dia, sayang. Kutemui dia di rumahnya. Tak kusangka kamu pun datang kesana.
Kita bertemu, sayang. Kita bertiga bertemu. Marahku habis sudah, tangisku kering sudah. Kutanya alasanmu, sayang. Kau bilang jenuh. Semudah itu. Tak kau lihat bertahun-tahun kita bersama, ketika kau masih bukan siapa-siapa. Kau lupakan perjuangan kita dalam suka dan duka. Kau sepikan restu orang tua kita.
Kutanya padamu, sayang, dia atau aku. Kau tak menjawab. Tapi aku bisa melihat, ada dia di matamu. Buatku, itu sudah cukup, sayang. Kita selesai sampai disini.
Kenapa tiba-tiba kamu kesini, sayang? Setelah sekian lama kau bersamanya. Kau bilang kau baru sadari hanya ada aku di matamu. Ah, tapi aku tahu lebih dari itu, sayang. Aku tahu ada yang lain di matanya. Aku tahu, kamu sudah tidak ada di matanya.
Maaf, sayang. Kamu juga sudah tidak ada di mataku.
From my best friend's story. Hope we'll find a new love, soon. *kiss*
Kutanya padamu, sayang, dia atau aku. Kau tak menjawab. Tapi aku bisa melihat, ada dia di matamu. Buatku, itu sudah cukup, sayang. Kita selesai sampai disini.
Kenapa tiba-tiba kamu kesini, sayang? Setelah sekian lama kau bersamanya. Kau bilang kau baru sadari hanya ada aku di matamu. Ah, tapi aku tahu lebih dari itu, sayang. Aku tahu ada yang lain di matanya. Aku tahu, kamu sudah tidak ada di matanya.
Maaf, sayang. Kamu juga sudah tidak ada di mataku.
From my best friend's story. Hope we'll find a new love, soon. *kiss*
Comments
Post a Comment