Skip to main content

Ada dia di matamu

Aku bisa merasakannya, sayang. Kamu berubah. Kamu terlalu baik padaku, seperti hendak menebus dosa.

Aku bisa merasakannya, sayang. Walau ragamu ada disini, di hadapanku, namun kamu terasa jauh.

Kamu tiba-tiba menghilang, sayang. Tiada kabar, tanpa pesan. Kau biarkan aku disini, menantimu, mencari kabarmu hingga ke teman dan keluargamu. Teganya kamu.

Aku tahu, sayang. Aku tahu tentang dia. Aku sudah bicara dengannya. Tentangmu, tentang kita, tentang kalian. Kutemui dia, sayang. Kutemui dia di rumahnya. Tak kusangka kamu pun datang kesana.

Kita bertemu, sayang. Kita bertiga bertemu. Marahku habis sudah, tangisku kering sudah. Kutanya alasanmu, sayang. Kau bilang jenuh. Semudah itu. Tak kau lihat bertahun-tahun kita bersama, ketika kau masih bukan siapa-siapa. Kau lupakan perjuangan kita dalam suka dan duka. Kau sepikan restu orang tua kita.

Kutanya padamu, sayang, dia atau aku. Kau tak menjawab. Tapi aku bisa melihat, ada dia di matamu. Buatku, itu sudah cukup, sayang. Kita selesai sampai disini.

Kenapa tiba-tiba kamu kesini, sayang? Setelah sekian lama kau bersamanya. Kau bilang kau baru sadari hanya ada aku di matamu. Ah, tapi aku tahu lebih dari itu, sayang. Aku tahu ada yang lain di matanya. Aku tahu, kamu sudah tidak ada di matanya.

Maaf, sayang. Kamu juga sudah tidak ada di mataku.

From my best friend's story. Hope we'll find a new love, soon. *kiss*

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......