AKU MAUNYA KAMU TITIK!
Kamu yang sabar menghadapi setiap keegoisanku. Menghadapiku yang suka tiba-tiba ngambek hanya karena kamu tidak memberi kabar seharian. Kadang awalnya kamu tidak sadar kalau aku ngambek. Setelah sadar, kamu akan menjelaskan dengan sabar, sampai aku mengerti kalau kamu sedang sibuk. Lalu kamu akan mencolekku dengan centil, sambil tersenyum lebar. Ah, aku selalu luluh melihat senyummu. Ngambekku pun selesai, begitu saja. Begitu mudahnya.
Kamu yang selalu ingat apa kesukaanku. Aku ingat kamu malam-malam datang ke rumah, memberiku sebuket mawar putih pada peringatan hari jadi kita. Padahal harusnya kamu marah padaku, karena aku yang tidak memberitahumu bahwa aku akan ada di rumah malam itu. Aku harusnya masih di luar kota, aku tidak bilang bahwa aku pulang. Tapi, kamu tidak marah. Kamu terlalu senang mendengar aku pulang. Karena sudah malam, kamu hanya sempat membelikan bunga. Dan aku? Aku tidak menyiapkan apa-apa untukmu. Dan kamu tidak marah.
Aku maunya kamu titik!
Kamu yang suka memasakkan sup krim ketika aku sakit. Yang suka mengirimiku makanan ketika kamu memasak. Ya, kamu memang suka memasak. Aku suka sekali memakan masakanmu. Masakanmu hangat, penuh dengan rasa sayang. Kadang sedikit kurang asin, menurut seleraku. Aku tidak bisa memasak, tapi aku jadi ingin mencoba memasak, supaya tidak kalah sama kamu. Katamu masakanku enak. Aku bahagia sekali kalau kamu puji.
Kamu yang selalu ada ketika aku butuh dukungan, kamu yang selalu ada ketika aku butuh didengar, butuh diberi solusi. Kamu yang selalu tahu apa yang harus dikatakan untuk membuatku merasa tenang, membuatku merasa semua akan baik-baik saja. Jujur, aku merasa semua akan baik-baik, karena aku bisa menjalaninya bersama kamu.
Aku maunya kamu titik…
Ya, aku maunya kamu menjadi titik dalam perjalananku mencari cinta. Menjadi titik, menjadi akhir. Sehingga aku akan bisa memulai kalimat baru, memulai perjalanan hidup baru, bersama denganmu.
Tapi, ternyata kamu koma.
Kenapa kamu koma? Aku maunya kamu titik…
Ditulis pagi-pagi, mengingatkan diri akan perjalanan mencari “titik” yang masih dihadapi.
Sekarang udah malem, mbak. Titiknya ketemu ga? Hehe :D
ReplyDeleteHiks, belum ketemuuuuu... Sekarang masih "spasi" alias kosong. Hiks..
Delete