Teruntuk kamu,
Hai, kamu… Aku rindu. Sungguh. Mungkin kamu tak tahu, mungkin kamu tak percaya kataku, tapi sungguh aku merindumu.
Kamu ada waktu? Aku ingin bertemu. Hari Rabu, siang hari jam satu, kutunggu kamu disitu.
Aku, yang mencintaimu.
Hari Rabu, jam satu
“Aku rindu.”, kekasihku berkata ketika aku tiba.
“Aku juga rindu, tapi ada apa tiba-tiba kamu mengirim surat?”, tanyaku padanya.
“Lho, bukannya kamu yang mengirim surat mengajak bertemu?”, jawab kekasihku.
PLAK!
“Kita putus!”, sang wanita berteriak penuh emosi, setelah menampar kekasihku sekuat tenaga. Wanita itu, pacar kekasihku, yang terbakar api cemburu melihat ia mengucap rindu penuh cinta padaku.
Pasanganmu selingkuh. Tak percaya? Datang saja kesitu hari Rabu jam satu.
Kulihat folder sent items di ponselku, ada sms itu dengan nomor wanita itu sebagai penerimanya. Maaf, kekasihku, aku yang mengirim pesan singkat tentang pertemuan kita padanya. Aku yang mengirim surat itu padamu, tapi aku harus berpura-pura sepucuk surat itu bukan dariku, agar kamu tidak curiga. Kekasihku, aku sudah lelah menjadi selingkuhanmu. Kini, wanita itu sudah tidak ada, kita bisa bersama, kan?
Comments
Post a Comment