Skip to main content

Menikahlah denganku...


“Menikahlah denganku.” 

“APA?”, aku shock, kaget dengan perkataannya yang tiba-tiba.

“Tak usah sekaget itu. Aku serius.”

“Tapi, bukannya kau sudah punya pacar?”

“Pacar? Kau betul-betul percaya ceritaku tentang ‘pacarku’ itu?”, ia menggelengkan kepala putus asa. “Aku tidak pernah punya pacar, aku mengarang itu semua supaya kau tidak curiga kalau aku mencintaimu selama ini.”

“Tapi…” aku kehilangan kata-kata.

“Tapi apa? Jangan bilang kalau kau tidak pernah curiga pada perasaanku, pada perlakuanku padamu. Kau tidak sebodoh itu. Justru wanita itu yang bodoh karena sudah menyia-nyiakan kamu.” Ia menarik nafas panjang. “Percayalah, aku mencintaimu selama ini. Beri aku kesempatan untuk membuktikannya. Menikahlah denganku, ya? Cukup sudah aku ada disampingmu sebagai sahabatmu. Biarkan aku mengisi hidupmu selanjutnya dan selamanya.”

“Asal kau tahu saja, aku putus dengan pacarku ya gara-gara kamu. Entah sejak kapan kamu memenuhi isi kepalaku, membuatku inginimu lebih dari selama ini. Jadi, biarkan aku memenuhi peranku sebagai lelaki. Maukah kau menikah denganku?”, kuucap tanya itu padanya. Pada sahabatku. Dan kulihat ia tersipu, lalu mengangguk, lalu memelukku erat.

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......

Buang sampah

from pexels.com Selalu miris kalo liat ada yang buang sampah sembarangan. Baik itu dari mobil dilempar ke luar, buang sampah di dalam angkot, atau sambil jalan kaki dilempar aja sampahnya dengan cuek. Tapi paling miris kalo liat ada anak kecil yang ngasihin sampahnya ke ibunya, lalu ibunya dengan enteng ngebuang sampahnya gitu aja ke selokan atau jalan.  Is it so hard to keep your trash with you until you find a trash can?? Apa susahnya ngantongin bungkus permen sampe nemu tempat sampah? Atau masukin bungkus makanan ringan ke tas sampe nyampe rumah dan lalu dibuang di tempat sampah? Dari kecil, gw selalu diajarin Ibu untuk ngantongin atau megang sampah (bungkus permen, botol minum kemasan, bungkus makanan ringan) sampe nemu tempat sampah atau sampe pulang ke rumah. Tapi kenapa orang tua jaman sekarang kebanyakan ga seperti itu? Padahal mereka yang paling kenceng protes kalo rumahnya kebanjiran karena selokannya penuh sampah. Mereka juga yang suk...