“Aku bosan seperti ini terus!”, rajuk odol.
“Seperti ini bagaimana, maksudmu?”, tanya sikat gigi.
“Ya seperti ini. Aku merindukanmu setiap waktu, tapi hanya bisa bersama denganmu beberapa saat saja, sebelum manusia itu mengganggu kebersamaan kita dengan menghancurkan aku menjadi busa. Aku ingin lama bersama denganmu, mencumbui setiap senti tubuhmu.”, odol menjelaskan.
“Tapi, bukankah dengan begini, cinta kita jadi tetap membara karena dibakar rindu? Toh, kita tetap bertemu minimal dua kali sehari. Cukup untuk melepas rindu.”, sikat gigi berusaha memberi pengertian pada odol.
“Tidak mau! Aku lelah merindukanmu! Aku ingin bersamamu, lebih lama.”, odol tetap keras kepala.
“Kalau begitu, berdoalah supaya manusia membiarkan kita bersama lebih lama.”
***
“Ah, cintaku, sepertinya Tuhan mendengarkan doaku. Aku bisa bersamamu kini, lama, tidak hanya sesaat seperti biasanya.”, odol mencumbui tubuh sikat gigi. Ya, pagi ini, manusia pengganggu itu terburu-buru mandi, sehingga ia lupa sikat gigi. Padahal telah dioleskannya odol ke atas sikat gigi.
“Ya, sayang. Aku pun senang bisa bersama denganmu.”, jawab sikat gigi.
Jam demi jam berlalu. Sikat gigi mulai menangis karena odol telah membuat pedih tubuhnya. Sikat gigi berusaha tetap bertahan karena ia melihat odol sangat bahagia bisa bersamanya.
“Kamu kenapa, sikat gigi?”, akhirnya odol melihat air mata sikat gigi yang mengalir karena menahan sakit.
“Tidak apa-apa odol.”, sikat gigi berbohong.
“Apakah aku menyakitimu? Aku membuatmu perih?”, odol terkesiap, menyadari kemungkinan bahwa ialah penyebab sikat gigi menangis.
“Tidak.”, jawab sikat gigi. Tapi odol tahu ia berbohong.
“Oh, segeralah pulang, manusia. Selamatkan cintaku dari perih yang kutimbulkan. Takkan lagi kupinta waktu yang lama untuk bersama dengan kekasihku. Sebentar pun sudah cukup bagiku.”, odol memohon penuh kesungguhan.
Cinta yang egois berujung saling menyakiti satu sama lain. Memilih untuk berkorban perasaan dan tidak bersama demi kebahagiaan dia yang dicinta, adalah salah satu bentuk cinta yang luar biasa. Karena cinta itu tidak egois.
Comments
Post a Comment