Skip to main content

Sepucuk surat (bukan) dariku

Teruntuk kamu,
Hai, kamu… Aku rindu. Sungguh. Mungkin kamu tak tahu, mungkin kamu tak percaya kataku, tapi sungguh aku merindumu.
Kamu ada waktu? Aku ingin bertemu. Hari Rabu, siang hari jam satu, kutunggu kamu disitu.
Aku, yang mencintaimu.

Hari Rabu, jam satu
“Aku rindu.”, kekasihku berkata ketika aku tiba.
“Aku juga rindu, tapi ada apa tiba-tiba kamu mengirim surat?”, tanyaku padanya.
“Lho, bukannya kamu yang mengirim surat mengajak bertemu?”, jawab kekasihku.
PLAK!
“Kita putus!”, sang wanita berteriak penuh emosi, setelah menampar kekasihku sekuat tenaga. Wanita itu, pacar kekasihku, yang terbakar api cemburu melihat ia mengucap rindu penuh cinta padaku.

Pasanganmu selingkuh. Tak percaya? Datang saja kesitu hari Rabu jam satu.

Kulihat folder sent items di ponselku, ada sms itu dengan nomor wanita itu sebagai penerimanya. Maaf, kekasihku, aku yang mengirim pesan singkat tentang pertemuan kita padanya. Aku yang mengirim surat itu padamu, tapi aku harus berpura-pura sepucuk surat itu bukan dariku, agar kamu tidak curiga. Kekasihku, aku sudah lelah menjadi selingkuhanmu. Kini, wanita itu sudah tidak ada, kita bisa bersama, kan?

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

About me

PNS. Suka baca, suka main, suka makan, suka nonton, suka nulis. Single and available. Domisili utama di Bandung, kerjaan sejak Januari 2018 banyaknya keliling Indonesia. Suka baca novel fiksi dan komik, penggemar J.K. Rowling dan Rick Riordan. Suka main ke mall, main ke pantai, main kemana-mana. Suka nonton film kartun, drama romantis, paling ga suka film horror, I speak fluent FRIENDS quotes. Suka denger musik yang easy listening, mulai dari lagu evergreen, K-Pop, Indonesia. Suka nulis, tapi suka ga konsisten juga nulisnya. 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...