Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

A Journey To India (part 3)

OK, lanjut lagiiii... I think I might end the journey in this part, makes it a trilogy. Or a tetralogy... We'll see. Nyampe tempat training , alias NITS - National Institute for Training Standards , udah malem. Jam 11-12an kalo ga salah. Udah parno aja kalo bakalan harus gedor-gedor kamar yang jaga mess . Alhamdulillah-nya, yang jaga mess udah nungguin di depan NITS. Isi data diri di buku tamu, terus koper diturunin ma Rajit sang supir taksi. Say thank you and goodbye to him , dan masuk ke NITS. Kesan pertama, pabalatak! NITS lagi direnov, debu dimana-mana. Koper digeret sama penjaga mess , dan gw dapet kamar no 04. Masuk kamar, berasa banget di India panash. Penjaga mess nyalain lampu, kipas angin, trus nyalain AC. Dia nunjukin makanan di meja kecil di samping tempat tidur, makan malem gw. Trus dia keluar, ngucapin selamat istirahat. My very first dinner in India: Chapati, boiled chicken, french fries, macaroni, boiled vegetables, dal. Kamarnya alhamdulillah masih

Last to Know

" Happy 4th anniversary, hon !", Bintang berkata dengan ceria. Ia lalu menyodorkan sebuah kotak kecil. P ikiran Tara berpacu. "Apakah ini .... cincin?", pikirnya dalam hati. "Ah, belum tentu cincin. Ayo, Ra, ga boleh ge-er.", Tara menyuruh dirinya sendiri untuk kembali ke bumi, pergi dari alam angan. "Buka dong, Ra.", Bintang tersenyum. Tara membuka kotak kecil itu perlahan. Dia melihat seuntai kalung perak di dalam kotak tersebut. Kalung perak dengan liontin huruf T, inisial namanya. Kalung itu indah, tapi ada rasa kecewa di hati Tara karena isi kotak itu bukan cincin. Tara menatap Bintang yang sedang menunggu reaksinya. Segera Tara memasang senyum, "Bintang... Ini indah banget. You shouldn't have ." "Kamu suka? Sini aku pasangin.", Bintang mengambil kalung tersebut dari Tara dan memasangkannya. Tara berusaha sekuat tenaga menyembunyikan rasa kecewa dan menampilkan senyum yang paling manis. "Nah, paca