bittersweet things in life

Tiba lah saat yang ditunggu-tunggu, saat keberangkatan. Deg-degan luar biasa, excited tiada tara, pokonya nano-nano banget deh. Dokumen-dokumen udah disiapin: paspor, tiket, itinerary, cara menuju dan masuk ke apartment Airbnb, dan no telepon penting (no telpon host Airbnb nya terutama). Itinerary yang umum di print (siapa tau ditanya pas di imigrasi), itinerary detail ada di HP. Kalo naik Cathay, pasti transit di Hong Kong. 😁 and I love the airport! Pilihan makanan banyak, bandara nya ga ngebosenin, dan wifi nya kenceng. Transit di HK 2 jam doang. Cukup buat jalan santai pindah gate, refill air minum, plus video call-an sama orang rumah. Abis itu cuss lagi terbang ke Jepang. Tokyo, here we come! Nyampe Tokyo! Mendarat di Tokyo langsung norak pengen foto-foto dan upload di medsos. Tapi ditahan, soalnya emang ga bilang-bilang sama banyak orang kalo gw mau ke Jepang. Bertahan ga buka Path biar ga otomatis kedetect lokasi gw ada dimana. Bertahan ga posting IG. Poko...

Sepertinya, hampir semua anak Indonesia yang mengaku angkatan 90an (lahir di 80an) bermimpi untuk pergi ke Jepang. Gimana nggak? Secara, masa kecil kami dibombardir oleh anime Jepang. Tiap minggu pagi, tontonan kami berkutat dengan Dash Yonkurou, Doraemon, Crayon Shinchan, Minky Momo, Dragon Ball, Saint Seiya, Cardcaptor Sakura, Hamtaro, Ninja Boy.... dan masih banyak lagi. Komik Jepang pun lagi booming waktu itu, misalnya Candy Candy, Sailormoon, Popcorn, Topeng Kaca, Chinmi, Yawara... *brb, ngecek koleksi komik*. Intinya, a lot of us dreamt to go to Japan. Ga bisa dipungkiri, pergi ke Jepang butuh biaya gede. Apalagi kalo banyak maunya kayak gw. Pengennya pas sakura (peak season banget, semua mahal), trus pengen ke semua theme parks, trus pengen naik Shinkansen. Tapi pengen murah. Helaaaaaawwww???Cageur, ceu? (terj: sehat/waras, mbak?) So, what must I do? Ya langkah awal pastinya NABUNG! Nabung tanpa target yang jelas (karena sama sekali ga kebayang di Jepang bakal n...

Last part, I promised! :p Minggu ketiga kita dibagi jadi 3 grup untuk industrial visit . Gw sekelompok ma Godwin, Abu, Theo, Tullu, Prossie, dan Hellen, dan kita kebagian kota Chandigarh. Kita bakal tinggal di Chandigarh 5 hari, dan akan menuju sana naik kereta. Sempet terjadi kehebohan sebelum berangkat gara-gara panitia cuma pesen satu taksi (yah, mobil van gitu sih) untuk keberangkatan grup kita yang isinya 7 orang plus satu orang panitia yang nganter kita ke stasiun. Let's imagine , mobilnya pasti dilengkapi supir dong yaaa.. Jadi kapasitasnya cuma 1 seat di depan, 2 seats di tengah (karena mobilnya pake seat terpisah, bukan seat yang manjang bisa cukup 3 orang), 3 seats di belakang. Total jenderal 6 orang, sedangkan kita ber-8, belom termasuk koper. Bagasinya kecil, koper kita semua nyaris ga muat masuk sana. Awalnya koper ga muat, lalu Prossie yang udah spanneng, turun tangan dan ngatur bagasi dan penempatan koper-koper sampe akhirnya muat. Udah gitu, stasiun k...