Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

A Journey To India (part 2)

So, kemaren sampe mana ceritanya? Ngurus-ngurus dokumen ya? Well, here's some more. Flight gw jam 11.50 siang dari Cengkareng, naik Malaysia Airlines. Yep, the famous MH flights yang ada di berita akhir-akhir ini. Berangkat naik Primajasa jam 5 pagi, dan pas sebelom berangkat tiba-tiba ibu naik ke bis hanya untuk ngasih tasbih. Tasbih! Bikin makin gimanaaaaaa ga sih? Hehehehe.. Well , bismillah. Here I go! Yang bikin deg-degan sebenernya adalah will I make it ? Karena biasanya pergi dinas kan berdua. At least kalo ada apa-apa, ya ada temennya. Ini sendirian banget. Serius, gw takut. Apalagi dengan tensi yang masih tinggi, ngukur sebelum berangkat di 150/100. Tapiii yaaa dijalani aja. Berangkat jam 5, nyampe bandara jam 8an. Kepagian. Mau check in , nunggu dulu lah jam 9an. Nongkrong sendirian kayak orang bingung di bandara. Sarapan roti di kursi tunggu yang di luar gate, so sad actually . I feel all alone. Abis sarapan, minum obat, nongkrong, bengong, akhirnya memut

A Journey To India (part 1)

Greetings from India! Hehehehe... I got some stories to share. First, what the heck with the H-4 announcement that I'm accepted in this training program? Tensi gw langsung naik seminggu kemarin,160/105! Anyhoo, here's the complete story. Jumat, 22 Agustus, ditawarin dinas ke Balikpapan ma bos. Gw dan bos pikir, udah tanggal segitu juga, ga mungkin dapet lah training ke India nya. Secaraaa training nya mulai tanggal 1 September, dan belom ada pemberitahuan, dan ga mungkin sempet ngurus setkab plus exit permit Kemlu. O ya, FYI, kami pegawai negeri kalo mau pergi dinas ke luar negeri akan butuh satu surat sakti berjudul setkab yang dikeluarin oleh Sekretariat Negara, plus exit permit yang dikeluarin oleh Kementerian Luar Negeri berdasarkan setkab itu. Based on experience , ngurus setkab ga pernah sebentar. It took approximately a week. So, diputuskanlah gw ke Balikpapan, berangkat Senin sore dari Cengkareng. Pesawat jam set6 sore, dan dengan sintingnya Primajasa penuh

Warung 94 Balikpapan

So, ini dinas luar ku yang kedua tahun ini. Aku di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pesawat take off jam 6 sore dari Cengkareng, dan landing jam 9 malam di Bandara Sepinggan. Bandaranya baru, luas, bagus, dan terang. Ada taman indoor , bikin betah. Baggage claim juga cukup cepat. Keluar dari bandara, udah ada yang jemput. Lalu kami diajak makan. Walau perut ga terlalu lapar sebenernya, tapi ajakan makan sih ga ditolak. Ketika ditanya mau makan apa  aku jawab apapun yang jam segini masih buka. Maka, kami dibawa ke Warung 94, belakang kantor pos. Menunya pecel ayam, ikan goreng/bakar. Sederhana saja. Tempatnya bersih, terang benderang. Aku pilih ikan Trakulu goreng. Entahlah ikan itu bentuk dan rasanya seperti apa, aku gambling saja. Makanan datang. Ikan Trakulu nya berukuran sedang, digoreng kering. Ikannya enak, berdaging putih, tidak berlemak seperti patin, mirip rasa ikan mas tapi tidak bau tanah dan durinya hampir tidak ada! Hanya ada tulang ikan yang besar saja. Samb

Keeping a promise and value of a person

Kemarin ada kejadian yang membuat aku berpikir. Seorang teman baik, yang kini tinggal dan bekerja di Norway nun jauh disana, sedang pulang kampung ke Indonesia sekeluarga. Namanya Winia. Suaminya bernama Yan, anaknya bernama Lana dan Lisha. Sudah menjadi kebiasaan setiap mereka pulang, kami selalu menyempatkan untuk bertemu walau hanya sebentar. 2 minggu yang lalu Winia memberi kabar bahwa dirinya sudah di Indonesia sejak beberapa minggu yang lalu, namun ia sibuk menyiapkan acara lamaran adik bungsunya sehingga baru sekarang ada waktu untuk bertemu teman2. Kami sangat bersemangat untuk bertemu kembali sekadar bertukar kabar, sambil melihat anak keduanya, Lisha, yang masih berumur 10 bulan. Jadi, kami pun mengatur jadwal. Rencana awal, kami akan bertemu tanggal 10 Agustus. Semua orang sudah OK dengan jadwal tersebut, namun ketika dicocokkan dengan Winia, ternyata dia sudah ada acara keluarga pada tanggal tersebut. Dimajukan ke tanggal 9 Agustus ternyata hampir semua tidak bisa.

There She Goes (part 2)

Another best friend is going to go away. Resigning, to be exact. All and all, again, I'm left all alone. :) She's married, two kids soon to be three, her home is at a different city with our office (approximately 1.5 hours drive by car), and it's only logical that she's resigning so she could be close with her husband and kids. Logical. Puih! Current situation is she rent a house here and live here with her two kids (along with an assistant), and her husband live at their home. Her husband would come at the weekend to their rent house, and go back again on Monday to work. Past situation when her kid was still one: she went to the office from her home, back and forth. Of course with her pregnancy now, she needs to think whether she would go back and forth like a few years ago, or she would rent a bigger house here, or she would resign. Her husband choice was for her to resign, apparently, because her husband couldn't stay away from the family. Ev

Daun Jatuh

Berpisah dari pohon adalah takdir daun. Sekuat apapun daun berpegangan pada pohon, sekuat apapun pohon menggenggam tangan daun, pada saatnya daun pasti akan gugur pula. Daun tahu dan sadar akan hal ini, oleh karenanya ia menikmati betul saat-saat kebersamaan dengan pohon. Ada sepasang burung yang tinggal juga di pohon. Awalnya mereka hidup berdampingan: daun, pohon, dan burung. Namun entah kenapa, burung merasa mereka memiliki pohon. Mereka merasa mereka lah yang merawat pohon. Mereka merasa mereka lah yang paling tahu apa yang terbaik bagi pohon. Suatu hari, burung melihat hubungan daun dan pohon. Mereka tidak suka pada daun dan mereka berusaha mencabut daun dari pohon. Pohon dan daun berpegangan erat, tidak rela untuk berpisah. Tak peduli betapa keras burung menghentakkan cakar mereka di ranting pohon, atau mengepakkan sayap mereka di dekat daun, daun dan pohon tetap bertahan. Daun, yang masih muda, tahu bahwa ini bukan saatnya ia berpisah dengan pohon. Belum saatnya. Maka d

Dear Bapak

Dear Bapak, Sehat, Pak? Kakak mau minta maaf kalo selama ini Kakak nyusahin Bapak melulu. Kakak juga kurang sabar ngadepin Bapak. Ibu pernah bilang, kelakuan Kakak mirip Bapak. Mungkin itu yang bikin Kakak ga sabar kalo ngadepin Bapak. Kakak inget, Bapak yang ngajarin Kakak supaya tepat waktu kalo janjian sama orang. Lebih baik kita yang nunggu daripada ditunggu orang. Dan yang paling penting, kalo kira2 kita bakal telat walau cuma beberapa menit, harus selalu kasih kabar sama orang yang janjian ma kita. Karena menunggu tanpa tahu harus menunggu berapa lama, adalah pekerjaan paling menyebalkan. I learned about that the hard way. I was once waiting for my late friend to come, and she was late more than an hour! Dan dia ga ngasih kabar sama sekali, dan menunggu sejam lebih itu amat sangat menyebalkan. So , makasih ya Pak karena udah bawel banget nyuruh Kakak berangkat pagian tiap janjian ma orang. Walau waktu itu Bapak nyebelin banget, walau Kakak selalu marah dan ngambek

Illucinati

Sabtu malam, 28 Desember 2013, malam minggu terakhir di 2013. I got 4 tickets to watch Ernest Prakasa's stand up comedy tour : Illucinati. Acara dilaksanakan di Saung Angklung Udjo, dari jam 19.00 WIB. Open gate dari jam 18.30 WIB. Arie Kriting sebagai opener tetap,mampu menyajikan materi yang pecah. Yang paling saya ingat, adalah ekspresi wajah Arie ketika walikota Bandung Ridwan Kamil datang ditengah-tengah materinya. Materi yang sedang disampaikan tidak tanggung-tanggung vulgarnya: tentang kepala k*nt*l. :)) His expression was priceless! Saya rasa, Arie mengalami blank selama sesaat, karena dia benar-benar bengong dan tidak mampu berkata-kata. Namun, keadaan ini diatasi dengan sangat baik, dengan meminta penonton supaya memandang dirinya saja,bukan orang yang baru datang. Ernest was hilarious! Ada tips-tips yang berguna untuk masa depan bangsa, yaitu tips membeli kondom serta tips untuk membedakan payudara asli dan palsu. Kalo payudara asli, pasti ada delay dala

Everything NEVER goes as planned

I should've known better... Kapan sih semua yang direncanain berjalan lancar? It's like asking for a rainbow every time the rain stops falling. Ada aja yang salah, ada aja yang bermasalah, ada aja yang bikin semua yang udah disusun rapi harus berantakan lagi dan dimulai dari awal. Just like this week. Everything I planned went smoothly, until 16.55 PM of Wednesday. OK, let's start from the very beginning. Saya harus bikin protokol untuk kegiatan interkomparasi tingkat ASEAN. Tugas ini udah diserahkan ke saya sejak awal tahun 2014. Deadline : Mei 2014. Saya tipe yang suka menunda tugas, that's my weakness . Tapi, akhirnya, setelah berjuang melawan kemalasan, draft protokol selesai di akhir April. Saya kirim via e-mail ke atasan untuk minta persetujuan. Awal Mei 2014, saya juga harus bikin power point dari protokol tersebut untuk dipresentasikan. Juga harus bikin video tentang langkah-langkah nya. I was busy doing other things, so I just shoot the video

England The Dreamland

" Final call to all passengers of flight SQ965 to Jakarta, please board the aircraft through gate D2 immediately, thank you. ", sayup-sayup kudengar panggilan boarding . Pengalaman 9 hari terakhir berpacu di ingatan. Menaiki London Eye, mencari second star to the right of Big Ben (you know, the gate to Neverland on Peter Pan's movie) , berpose di Abbey Road, menginjakkan kaki di Westminster Abbey, mengunjungi markas Sherlock Holmes, mengunjungi stadion-stadion sepak bola yang aku ga hafal namanya... London in autumn, baby! Pengalaman paling berkesan adalah mengetuk-ngetuk tiang platform antara platform 9 dan 10, berharap platform 9 3/4 betul-betul ada dan bahwa aku bukanlah Muggle . London di musim gugur benar-benar mempesona. Heck, London in any season would always take my breath away. All my dreams came true! Well, almost all my dreams... Kubuka foto-foto yang ada di kameraku. Isinya penuh dengan fotoku di hampir setiap tikungan. Hahahaha... Untung saja

Kamu Tidur Lagi Weh...

Duh... Dikirimin kalimat itu ma kamu, bikin hati ga karuan. Kalimat sesimpel "kamu tidur lagi weh", kok rasanya aku disayang banget ya ma kamu? Padahal aku ga sengaja bangun buat bangunin kamu subuh tadi. Emang alarm aku bunyi tiap jam segitu buat nge- charge hp. Tapi pas liat WA kamu aktif karena kamu harus berangkat subuh, ya aku tegur. Tapi balesan kamu, kok kesan yang aku tangkep, kamu sayang banget ma aku ya? Tapi aku ga boleh ge-er, kamu kan lagi ga nyari. * sigh *

A Long Life Dream

Pernah punya mimpi? Pasti pernah. Pernah punya mimpi karena manifestasi masa kecil, dimana mimpi itu makin lama makin kuat seiring waktu? Saya pernah, dan saya punya. Ini yang saya sebut a long life dream , mimpi sepanjang hidup. Masa kecil saya diisi dengan film-film kartun Disney. Salah satu yang paling terpatri di ingatan adalah film Peter Pan, dimana untuk mencapai Neverland kita harus menuju " second star to the right, straight on 'til morning " yang dilatarbelakangi megahnya Big Ben. Think of the happiest thing, it's the same as having wings. With faith, trust, and Tinker Bell's pixie dust, boom! YOU CAN FLY! Then, off to Neverland, where you never grow old. :) Sejak menonton film itu, saya ingin sekali bisa terbang, lalu ke Inggris, dan menuju Neverland. Sekarang, saat sudah besar, saya tahu manusia tidak bisa terbang. Tapi mimpi melihat Big Ben masih selalu ada di hati. Masa kecil saya juga diisi dengan membaca habis novel-novel karangan En

Kamu Maunya Apa?

Kamu maunya apa? Kemarin ga niat nyari istri katanya Berarti kita temenan aja kan? Berarti aku harus jaga hati kan? Terus kamu maunya apa? Tadi tiba-tiba nawarin permata Emang sih aku pernah bilang suka Tapi aku mau nitip, bukan minta Kamu maunya apa? Wajar ga sih kalo aku jadi gede rasa? Soalnya kamu mau direpotin cari permata Permata warna ungu yang aku suka Kamu maunya apa? Aku susah payah jaga rasa Tolong kamunya yang jelas Kalo iya ya bilang iya, nggak ya bilang nggak Kamu maunya apa?? Kalo aku maunya nyoba deket sama kamu, jelas.

Salah ngerti

Betul kan dia salah mengerti maksudmu Kamu ga ada niat deketin aku Juga belom ngobrol ma orang tua mu Apalagi berniat jadiin aku istrimu Pasrah... Ya, aku cuma bisa pasrah Walau satu lagi asa ini patah Tidak berarti semangatku payah Tapi aku bingung kini Cari dimana lagi Sesosok lelaki Untuk dijadikan calon suami? Padahal kayanya aku bisa hidup sama kamu Selalu menyenangkan ngobrol denganmu Tapi mungkin kamu bukan buatku Seperti aku yang mungkin juga bukan buatmu Kok aku tiba2 pengen nangis ya? Padahal kamu belum jadi siapa-siapa Ah, Tuhan.... Aku pasrah saja Apapun keputusanMu, aku terima Tuhan, tolong kuatkan aku Ketika melihat Bapak main dengan cucu Cucu dari sepupu-sepupuku Karena aku belum bisa kasih beliau itu Tuhan, tolong kuatkan aku Ketika melihat bayi-bayi nan lucu Anak-anak yang menggemaskan dan lugu Atau suami istri yang saling cinta dan merindu

Hey, kamu...

Dia bilang kamu mau deketin aku Katanya, aku mungkin cocok jadi istrimu Katanya juga, kamu sudah cerita tentang aku Sama orang tuamu Dia tanya, aku gimana sama kamu Dia tanya, mau ga aku didekati kamu Dia juga tanya, cocok ga kamu jadi suamiku Aku jawab, ya harus dijajaki dulu Ada dua syarat dari orang tuaku Untuk jadi suamiku Laki-laki dan muslim, hanya itu Dua syarat itu tentunya ada di kamu Aku selalu ingin punya suami Yang bisa diajak bicara dan berbagi Tentang apa saja dalam hidup ini Dan kamu enak diajak ngobrol sejauh ini Aku juga ingin pasangan Yang tingkat pendidikannya tidak jauh berbeda Supaya dia tidak minder nantinya Well, syukurlah kamu sudah S2 Tapi kok kamu dingin begitu? Katanya mau deketin aku Aku jadi ragu Takutnya dia salah mengerti maksudmu Hey, kamu... Masa aku melulu yang whatsappin kamu? Sekali-kali kamu duluan dong yang tegur aku Supaya akunya nggak ragu Hey, kamu... Memangnya kamu ga pernah kangen sama aku? A

There She Goes...

Well well, there goes my best friend. :) Sahabat sekaligus rekan sekantor sudah dipromosikan untuk menjadi pejabat struktural di Jakarta. She'll move next Wednesday. I'm happy for her, but also a little bit sad because she'll be far. Ga cuma dia. Sahabat satu lagi juga sedang mengurus kepindahannya ke daerah, mengikuti suami. She'll have 3 kids soon, it would be best if she's near her husband. All in all, I'm left all alone. Not that it mattered too much, though. I'm sad, of course. But I want the best for them. After all, I'm "trained" to stand on my own, to survive alone. :) So, my dear best friend, good bye for now. Good luck in Jakarta. Hope you'll be as success as you always wanted to be. And to my other best friend, I hope your transfer process will be smooth and be done ASAP. I know that both of you will be far, but we will always be there for each other. Don't you worry, I'll be fine even though I'm alone. :) XOXO