Skip to main content

Kamu yang disitu

Pertama jumpa kamu
Melihat senyummu
Entah kenapa aku tahu
Kamu orang baik dan lugu

Lalu kamu tegur aku
Bertukar nama denganku
Mengulurkan tanganmu
Lalu menjabat tanganku

Ah, cuma sebentar kita ketemu
Namun aku tahu
Aku ingin kenal kamu
Ingin tahu banyak tentangmu

Aku lalu dilanda ragu
Beranikah kuminta nomormu?
Ketika aku meragu
Hilanglah kesempatanku

Kali kedua kita ketemu
Hanya saling sapa sambil lalu
Ketika lihat senyummu
Aku jadi malu dan tersipu

Tak berani kuminta nomormu
Tak berani kuberikan kartu namaku
Tapi kupikir lusa kita akan bertemu
Lusa aku akan bicara denganmu

Akhirnya tiba lusa itu
Kucari kamu disitu
Tak ketemu..
Dimana kamu? Dimana kamu?

Aku tahu kamu disitu
Tapi kenapa tidak ketemu?
Sampai akhir kucari kamu
Tapi tetap tidak ketemu

Hei, kamu yang disitu..
Sekarang kamu sudah jauh dari aku
Kita tidak sempat lagi bertemu
Aku tak sempat lihat lagi senyummu

Sekarang aku tahu
Kalau ingin sesuatu jangan ragu
Dan ternyata rasa suka masih seperti dulu
Masih bikin perasaan tak menentu

Hei, kamu yang disitu..
Terima kasih atas senyummu
Semoga kapan-kapan aku bisa ketemu
Dengan kamu yang disitu..

first published at FB: 17th April 2011

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......