Skip to main content

Warung 94 Balikpapan

So, ini dinas luar ku yang kedua tahun ini. Aku di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pesawat take off jam 6 sore dari Cengkareng, dan landing jam 9 malam di Bandara Sepinggan.

Bandaranya baru, luas, bagus, dan terang. Ada taman indoor, bikin betah. Baggage claim juga cukup cepat. Keluar dari bandara, udah ada yang jemput. Lalu kami diajak makan. Walau perut ga terlalu lapar sebenernya, tapi ajakan makan sih ga ditolak.

Ketika ditanya mau makan apa  aku jawab apapun yang jam segini masih buka. Maka, kami dibawa ke Warung 94, belakang kantor pos. Menunya pecel ayam, ikan goreng/bakar. Sederhana saja. Tempatnya bersih, terang benderang. Aku pilih ikan Trakulu goreng. Entahlah ikan itu bentuk dan rasanya seperti apa, aku gambling saja.

Makanan datang. Ikan Trakulu nya berukuran sedang, digoreng kering. Ikannya enak, berdaging putih, tidak berlemak seperti patin, mirip rasa ikan mas tapi tidak bau tanah dan durinya hampir tidak ada! Hanya ada tulang ikan yang besar saja. Sambalnya mirip sambal plecing, tapi tidak pedas. Ah, nikmat... Kalau ga ingat ini sudah cukup larut, aku bisa nambah. Tapiii harus jaga supaya berat badan ga semakin bertambah. Definitely recommending this dish for you to try!

Kuliner malam ini memuaskan! Semoga kuliner besok2 juga memuaskan. Nighty nite...

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......