Skip to main content

Thank You, God..

Alhamdulillah, setelah 2 hari yang lalu gw minta dikasih liat bintang ma Allah, kemarin pas bobo siang gw dikasih mimpi indah. Mimpi indah about love. :) Afterall, the stars represent love in my case, right?

Mimpinya seperti biasa blur on details and a bit absurd. Hey, it's just a dream.. Ini yang gw inget dari mimpi gw, there are two guys. Yang satu temen SMP, yang satu gw awalnya ga inget kenal dimana tapi dia ngakunya kakak kelas pas SMA. Dua-duanya datang di waktu yang bersamaan, ke rumah, ketemu bokap gw, minta ijin buat deketin gw. Dikasih ijin, and so I went out with both of them in the same time. Kayak pergi maen gitu, ke mall bertiga. Lucu deh, mereka rebutan gitu cari perhatian gw, in a sweet way. Dua-duanya ngaku suka ma gw dari dulu, cuma baru sekarang berani deketin. Yang temen SMP, namanya Doni, seinget gw sih aslinya udah nikah. Mungkin dia cuma jadi pelengkap penderita aja di mimpi gw, hihihi. Toh, akhirnya, entah gimana caranya, gw jadi lebih sreg ma kang Ey (ok, I don't even know this guy. No one in high school named Ey).

Gw inget nanya ma kang Ey, maaf, tapi kamu siapa ya? Kita kenal dimana? Dan dijawab, bareng di SMA, saya angkatan 99, pernah bareng pas ekskul parul (ga ada ekskul parul di SMA gw, fyi. Adanya padus, yang mana gw cuma ikutan sekali, dan angklung. Maybe it stands for both angklung and padus? :p)

Anyhoo, waktu loncat gitu aja. Tiba-tiba Doni ngilang, dan gw jadi makin deket ma Ey. Adegan terakhir mimpi gw adalah, gw lagi makan di warung tenda pinggir jalan, depan rumahnya dia. Trus dia bilang ma si abangnya, insyaAllah saya nikah lagi taun depan (wait, nikah lagi? Duda dong doi?) sama neng ini nih Mang. Doain dianya mau ya. Gw inget, waktu itu belum ada omongan dia mau ngajak nikah, secara kayanya kita deket juga baru bentar. Gw tersipu-sipu gitu, trus dia bend on one knee, ngeluarin cincin dari kantong celananya. And I said, emang muat ya cincinnya (secara jari gw kan gendut)? He said, pasti! Ternyata cincinnya cincin yang bisa digedein itu loh, kayak cincin mainan. :)) Dia bilang, maaf ya, cincinnya begini dulu. Tapi beneran kok Akang serius ma Neng. Neng mau ga nikah ma Akang? I said yes.

He said, tunggu setahun 2 bulan lagi ya Neng, Akang nabung dulu. Gw bilang, keburu 32 dong neng nya (this is weird, I'm still 29, will be 30 next February. Kalo umur 32, berarti kejadian ini terjadi di tahun depan?). Dia bilang, kalo gitu, dicepetin aja, tapi pake uang seadanya paling bisa sederhana doang. Dan gw kebangun.

Meski cuma mimpi, tapi gw berasa diingetin ma Allah, gini lho rasanya jatuh cinta, rasanya dicintai. Berasa Allah bilang ma gw, don't lose faith, I have planned something special for you. So, my faith have been restored!

Bolehkah gw mempercayai mimpi gw? Berarti mungkin gw nikah umur 31 or 32. Hehehe.. That dream, really makes me smile until now. Thank You, God, for showing me the star. :)

Comments

Popular posts from this blog

Kamu yang Entah Dimana

Mendadak merasa lelah  Seakan tubuh ini pecah  Pikiran pastinya gundah  Penat di hati membuncah  Ingin ada seseorang di sebelah  Yang ada saat aku payah  Sabar ketika aku marah  Sayangi aku tak terbelah  Hai kamu yang entah dimana  Kapan ya kamu ada?  Kapan ya kita berjumpa?  Aku inginnya segera  Hai kamu yang entah dimana  Apa kamu belum lelah berkelana?  Apa kamu belum ingin melabuhkan jiwa?  Denganku berbagi suka duka  Hai kamu yang entah dimana  Aku sudah lelah sendiri saja  Ingin bersama kamu secepatnya  Saling menyayangi seutuhnya  Hai kamu yang entah dimana  Bersua denganku yuk, segera?  Lalu kita berkelana bersama  Kesini dan kesana berdua 

DAG DIG DUG!

Kulangkahkan kaki menuju pantry . Kutenangkan diriku, kuhirup nafas panjang. Tarik nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas… Kubuat secangkir teh panas. Kental. Pahit. Lalu kubawa cangkir itu ke meja kerjaku. Kulirik jam dinding, masih jam 7.30 pagi. Dia belum datang. DAG DIG DUG! Aku berusaha menenangkan diriku. Mataku tak lepas memandang pintu, sambil kuhirup tehku perlahan-lahan. Rasa pahitnya menyerang indra perasaku, sepahit apa yang kurasakan saat ini. Kenapa dia belum datang? Jam sudah menunjukkan pukul 7.45. Jam 7.55, dia masih belum datang. Ah, apa dia sakit? Kalau dia tidak datang, terpaksa aku menunda omongan ini sampai besok. Padahal aku sudah tidak sanggup lagi memendamnya. Sudah beberapa hari ini aku berperang dengan batinku sendiri, kapankah waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak, khawatir akan tanggapannya tentang ini. DAG DIG DUG! Dia datang! Tepat pukul 8.00. Seperti biasa dia menyebarkan senyuman mau...

I beg you, please...

The more I tell myself not to fall for you, the more I fell.. Your little gestures make my heart melts over and over again. You come to help when I ask, without hesitate, with no fuss. You're willing to bring something I want, no questions asked, not feeling burdened. You are kind to me. Too kind. It makes me question if there is any love hidden beneath your actions. If you don't love me, please don't be that kind. Please... I beg you, please don't be too kind to me... I'm not sure I can handle any more heartache. Please... I beg you, please don't be too kind to me. For I might want you more than I would, need you more than I could, and love you more than I should. Please... I beg you, please.......